IDCloudHost | SSD Cloud Hosting Indonesia

Belajar Perkaderan

Saat menyampaikan materi ke-IMM-an dalam DAD IMM Malaysia Februari 2023

Bukan pertama kali sebenernya buat saya untuk belajar tentang perkaderan. Dimulai dari di pesantren dulu, kata-kata kader sudah terdengar di telinga. Hal ini berlanjut dan semakin mendalam saat menempuh studi S-1. Lebih tepatnya saat tergabung di beberapa organisasi kemahasiswaan, di antaranya yaitu IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah) Renaissance FISIP UMM, UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) Forum Diskusi Ilmiah UMM, HMJ Sosiologi UMM. 

Hari demi hari, lalu tahun demi tahun saya jalani berorganisasi di organisasi-organisasi tersebut, Saya semakin paham kalau perkaderan adalah elemen yang cukup krusial di sebuah organisasi. Tanpa kader, organisasi takkan berlanjut. Apalagi setelah mengikuti agenda-agenda perkaderannya dan bagaimana merancang perkaderan sebagai pengurus, bahkan kalau di IMM sebagai instruktur. 

Ingin rasanya mendokumentasikan perjalanan perkaderan yang saya lalui. Khususnya yang dalam bentuk perkaderan formal. Maka, saya coba tuliskan di sini saja. Saya mulai dari IMM. Agenda perkaderan di IMM yang pernah saya ikuti adalah sebagai berikut:

  • DAD (Darul Arqam Dasar). Merupakan perkaderan tahap awal dan sebagai pintu masuk awal untuk menjadi kader/anggota IMM. DAD juga menjadi salah satu perkaderan utama di IMM sehingga pasti IMM mengadakan DAD untuk meakukan edukasi ideologi dan hal-hal tertentu sesuai kebutuhan. Tapi utamanya adalah ideologisasi IMM, Al-Islam dan Kemuhammadiyahan. Ini juga sebagai bentuk perkenalan baik kenalan dengan IMM maupun kenalan satu sama lain. DAD yang saya ikuti dulu adalah DAD IMM Renaissance FISIP UMM pada tahun 2012. Di tahun berikutnya, saya menjadi salah satu instruktur DAD setelah dinyatakan lulus dari LIK. Tahun-tahun berikutnya, saya hanya sebagai panitia. Saat ini karena aktif di IMM Malaysia, kami mengadakan DAD IMM Malaysia dan saya sebagai salah satu instruktur sekaligus pemateri.
  • LIK (Latihan Instruktur Komisariat). Fyi, di IMM, instruktur adalah tim yang dibentuk untuk fokus pada perumusan dan pelaksanaan perkaderan. Di setiap level IMM ada tim instrukturnya sendiri demi memastikan berlangsungnya perkaderan. Saya mengikuti Latihan Instruktur yang diadakan oleh komisariat setahun setelah menjadi kader IMM. Lazimnya, Latihan Instruktur diadakan oleh Pimpinan Cabang yang levelnya satu tingkat di atas komisariat. Namun, karena banyak kondisi yang kurang memungkinkan serta komisairat perlu banget instruktur agar perkaderan terus berjalan, maka komisairat berinisiatif mengadakan Latihan Instruktur dan dinamai LIK atau Latihan Instruktur Komisariat. Oiya, Latihan Instruktur ini dikategorikan sebagai perkaderan khusus karena mengkader orang yang akan bertugas sebagai ujung tombak perkaderan. 
  • DMO (Diklat Manajemen Organisasi). Kalau yang ini, saya pernah sebagai peserta waktu masih kader baru. Di tahun berikut-berikutnya, sebagai panitia. DMO adalah perkaderan penunjang, Bukan utama, tapi sesuai kebutuhan komisariat. Isi materinya ya seputar keorganisasian. Cuma memang tujuannya mengkader untuk semakin paham keorganisasian dan di tahun berikutnya bisa siap untuk menjadi pengurus IMM.
  • Sekolah Gerakan. Perkaderan penunjang ini merupakan salah satu kegiatan yang rutin diadakan oleh IMM Komisairat Renaissance FISIP UMM. Saya hanya mengalami sebagai panitia karena saat kader baru dulu, sekolah gerakan masih belum ada. Kini, Sekolah Gerakan dirubah ke Diklat Politik.
  • Darul Arqam Madya (DAM). DAM adalah perkaderan utama setelah DAD. Saya menjadi peserta DAM yang diadakan oleh Pimpinan Cabang IMM Malang Raya di tahun 2016. Karena ini di atas DAD, maka materi di dalamnya juga semakin canggih. Koplaknya, saking canggihnya materi-materi di dalamnya, otak ini tak kuasa menahan dan yang terjadi adalah ngantuk ngantuk ngantuk teruss sepanjang DAM. Hahahaha.
  • Latihan Instruktur Dasar (LID). Seharusnya latihan instruktur inilah yang harus saya jalani dulu, bukan LIK. Tapi karena kondisi waktu itu yang sangat membutuhkan instruktur, maka LIK menjadi solusi. Saya baru tahu bagaimana LID itu setelah aktif di IMM Malaysia karena tahun lalu IMM Malaysia mengadakan LID. Instrukturnya dari Dewan Pimpinan Pusat IMM. Meskipun saya bukan sebagai peserta, tapi saya bisa mengikuti serangkaian kegiatan dari awal sampai akhir untuk penyegaran. Para instruktur yang datang saat itu (Mas Fajrul Islam & Mas Shodiq) memaklumi kondisi saya yang merupakan alumni LIK. Saya juga sebenernya ingin nunjukin kalau alumni LIK juga paham betul soal perkaderan, makanya saya nyimak terus materi-materi dari awal sampai akhir, bahkan ikut diskusi. Demi IMM Malaysia. 
Begitulah kira-kira di antara perkaderan formal yang saya lalui di IMM. Perkaderan sebenernya sih nggak terbatas di perkaderan yang diklat-diklat doang. Tapi yang sifatnya agenda mingguan atau bulanan, partisipasi di rapat-rapat serta musyawarah, dan juga edukasi secara kultural itu juga termasuk perkaderan. Bahkan, menjadi pengurus dan instruktur, atau menjadi pengantar diskusi, atau juga ditugasin mengisi salah satu materi DAD adalah bentuk perkaderan.

Lain di IMM, lain juga di UKM Forum Diskusi Ilmiah UMM atau FDI. FDI juga ada perkaderan formalnya. Yang pernah saya ikuti yaitu:

  • Diklat Welcome Me. Ini adalah pintu masuk untuk jadi anggota FDI. Setelah mahasiswa mendaftar untuk jadi anggota FDI, mereka diajak untuk pendidikan dan latihan, dikarantina, dan diperkenalkan satu sama lain. Agenda inilah yang disebut Welcome Me di FDI. Welcome Me FDI saya ikuti pada tahun 2012. Tahun-tahun berikutnya, tentu saya jadi panitia.
  • KEMI (Kemah Ilmiah). Ini bukan agenda yang kemah pake tenda ya. Malahan saat KEMI, peserta tinggalnya di rumah penduduk. Tentu atas izin dari kepala desa. Tujuannya agar peserta bisa dapat ide dari keresahan warga atau kondisi nyata kehidupan masyarakat untuk bisa dijadikan ide proposal PKM (Program Kreativitas Mahasiswa). Dulu saya ikut KEMI di tahun 2012 tapi tidak secara penuh, sehingga harus mengerjakan penugasan sebagai ganti. Di tahun-tahun berikutnya, saya jadi panitia.
Selain itu, juga ada banyak kegiatan-kegiatan di FDI seperti pelatihan penelitian, workshop PKM-GT (Gagasan Tertulis) dan agenda lainnya seputar kepenulisan ilmiah. 

Ternyata, peran perkaderan sangat penting untuk memastikan keberlanjutan organisasi. Tanpa perkaderan, kecil kemungkinan bagi suatu organisasi untuk berganti tetap berjalan di tahun-tahun berikutnya, atau paling tidak sekadar pergantian pengurus. Jika perkaderan terhenti, akan ada generasi yang hilang di organisasi tersebut. 

Mungkin kalau di HMJ atau himpunan mahasiswa jurusan, bisa jadi agak berbeda. Sebetulnya HMJ setiap kampus mungkin punya manajemen yang berbeda-beda. Di kampus saya dulu, HMJ akan tetap eksis karena tiap tahun selalu ada pemilihan umum raya dan keberadaannya adalah hasil bentukan kampus. Bagaimanapun kondisinya, HMJ akan tetap ada, orang-orangnya kemungkinan besar akan selalu baru, tergantung siapa yang terpilih jadi ketua saat pemilu raya. Meskipun sebenernya HMJ ada usaha untuk mengkader melalui mekanisme perekrutan anggota muda yang terdiri dari mahasiswa-mahasiswa baru.

Intinya, organisasi harus punya kader atau penerus. Dan biar punya pengurus, ya harus ada usaha mendidiknya melalui agenda-agenda perkaderan baik formal maupun non-formal. Saya bersyukur bisa belajar perkaderan. Pada akhirnya saya juga membayangkan masa depan bangsa ini. Tanpa ada penerus bangsa yang berkeinginan kuat untuk memajukan Indonesia, yaa tinggal tunggu waktu aja kapan Indonesia ini kehilangan penerus. Bagaimana menurutmu?

Komentar