IDCloudHost | SSD Cloud Hosting Indonesia

Ramadan Keempat di Malaysia (Bagian 1)

Mahasiswa mahasiswi USM sedang antre mendapatkan santapan buka puasa, kurma & minuman di depan Masjid Al-Malik Khalid Universiti Sains Malaysia

Kira-kira sudah 4 kali saya lalui Ramadan di bumi Malaysia. Memang di 4 tahun terakhir ini sih, sejak 2020 sampai sekarang. Ramadan ke-3 saya jabarkan di postingan https://www.rajih.my.id/2022/05/ramadan-1443-ketiga-kalinya-di-negeri.html. Monggo dibaca, hehe. Pada Ramadan keempat ini, alhamdulillah rasa dan warnanya semakin indah dan beragam.

Untuk pertama kalinya, saya ikut meramaikan bagi-bagi takjil & santapan buka puasa di Masjid Al-Malik Khalid Universiti Sains Malaysia. Selama puasa di sini, saya lebih suka buka puasa sendiri di kamar. Kebiasaan ini kebentuk sejak awal puasa yang sudah masuk suasana Covid-19, aktivitas di luar dibatasi, dan masjid juga tak dibuka. Jadi ya sebelum Maghrib, biasanya, saya ke kantin terdekat untuk beli makan dan kue-kue basah. Gitu terus sampai lebaran. 

Namun, di tahun lalu, saya menutup Ramadan dengan sangat berkesan karena diwarnai jalan-jalan ke Kedah bersama teman-teman IMM Malaysia. Bahkan, Idulfitrinya di Kuala Lumpur. Alhamdulillah, Ramadan kali ini saya setiap hari berbuka di masjid bareng teman-teman pelajar Indonesia di sini. 

Sudah disediakan piring. Mantap!

Berbuka di masjid adalah salah satu kebahagiaan yang saya dapatkan tiap harinya. Di hari pertama puasa, untuk pertama kalinya setelah beberapa tahun berpuasa di Malaysia, saya ikuti antrean pembagian makanan buka puasa. Kirain yang dibagikan cuma takjil atau sekadar snack serta minuman untuk membatalkan puasa. Setelah antrean semakin dekat, saya terkejut. Ternyata yang dibagikan adalah nasi seporsi, porsinya gede pula! 

Lauknya ayam kari dengan potongan yang nggak nanggung-nanggung, plus dapet kurma. Piring pun sudah disediakan. Di ujung, kami bisa langsung ambil minuman yang sudah disediakan di gelas. Belakangan, saya baru tahu kalau kita bisa bawa tupperware sendiri, juga botol sendiri buat isi airnya. Ini sih surga dunia!

Lauknya tiap hari bisa beragam. Kadang ayam, kadang juga daging. Kalau lagi nggak beruntung, dapetnya sosis, soalnya kehabisan. Saya pernah kehabisan 2 kali. Kali pertama, dapetnya sosis. Kali kedua, benar-benar tidak tersisa, hanya minuman. Tapi, apapun keadaannya, alhamdulillah bisa berbuka dan dilanjut Sholat Maghrib berjamaah di masjid.

Setelah dapat nasi dan minum, saya dan teman-teman biasanya segera mencari tempat duduk. Fyi, di depan masjid sudah dibangun 3 terop. Yang satu dibawahnya terdapat panggung serta meja-meja bundar lengkap dengan kursi-kursinya. 

Yang kedua tidak ada panggung, hanya meja yang berjajar memanjang dilengkapi kursi-kursi juga. Yang ketiga, untuk antre pengambilan santapa berbuka. Kami segera memilih tempat duduk di manapun yang penting kosong. Sambil menunggu adzan, sambil mengobrol berbagai hal.

Suasana menunggu adzan Maghrib

Saat adzan Maghrib berkumandang, suasana berubah menjadi penuh sukacita, wajah-wajah juga terlihat sumringah, tangan menengadah memanjatkan doa, dan satu per satu mulai meneguk air yang sudah mereka dapatkan. Sungguh senja yang indah! Setelah itu lanjut menyantap nasi. Btw, waktu antara adzan dan iqamah selama buka puasa ini diperpanjang. Jadi, kami masih sempat berbuka dan makan dengan tenang. 

Salah satu menu berbuka. Sampai penuh bos!

Usai menyantap nasi buka puasa, kami cuci piring dan gelasnya, dikembalikan ke tempat yang disediakan, dan langsung menuju masjid untuk wudhu lalu sholat berjamaah. Aktivitas demikian saya rasakan dengan sukacita baik ramai-ramai dengan teman-teman Indonesia, maupun sendirian. Dan ngomong-ngomong, karena ada bagi-bagi buka puasa ini, saya bener-bener hemat pengeluaran uang. Sahurnya aja yang saya beli di luar kampus atau kadang di kantin. Lumayan penghematan, apalagi kondisi ekonomi saya lagi seret sekarang, hehe.

Menunggu waktu berbuka. Tampak 2 kawan saya, Mehdar (kiri) & Dani (kanan)


Bersambung...













Komentar